Dari Wanita Karir Jadi Ibu Bahagia di Rumah MERI yang sudah berusia
36 tahun menyadari bahwa ketika dia berhasil di dalam karirnya, ada dua
target pribadi yang tidak berhasil dicapainya dengan mulus sesuai dengan
rencananya, yakni menikah pada usia 32 dan punya anak di usia 33.
Rencana itu termasuk di dalam daftar agenda target yang ingin
dicapainya ketika berusia 30 tahun sambil berdiskusi dengan kedua
orangtuanya. “Saya sadar saya belum bisa mewujudkan impian saya itu,”
kata Meri. “Saya terlalu fokus terhadap karir, padahal saya selalu,
sejak kecil, mendambakan ingin menjadi seorang ibu yang baik. Saya agak
gugup jadinya karena dalam usia yang saya targetkan saya masih juga
belum menikah dan khawatir saya akan terlalu tua untuk itu.”
Berubah dari karir kepada keluarga ternyata tidak harus terjadi
secara alamiah. Ibu Meri juga wanita yang sangat fokus terhadap karir,
dan Meri sangat bangga akan kinerja profesional ibunya. Namun ketika
ibunya didiagnosa mengidap kanker, hingga akhirnya kalah dalam
pertarungannya melawan penyakit itu, Meri sadar bahwa dia tidak bisa
membuang-buang waktu lagi untuk punya kehidupan dan keluarga yang
didambakannya.
“Sebelum punya anak, saya masih saja menjadi orang yang terus
bergelut dengan usaha hingga sejauh mana saya bisa menghasilkan uang,
menjadi pengusaha, punya mobil merk tertentu, dan punya jalan hidup
tersendiri,” kata Meri.
“Tidak pernah bisa saya bayangkan bagaimana menjadi bahagia sebagai
seorang ibu di rumah dan melakukan tugas-tugas sederhana, dan menyiapkan
makan tiga kali sehari. Semua berbeda 180 derajat dari identitas dan
jalan hidup seseorang.”
Membuat transisi menjadi seorang ibu baru memerlukan sejumlah
penyesuaian bagi Meri. Terutama dalam caranya memandang kehidupannya
yang baru. Berikut beberapa hal yang dilakukannya setiap hari di rumah
dengan putranya yang dirasakan seperti hadiah luar biasa baginya.
Hal Sederhana
“Sebelumnya saya benar-benar heran dan tidak mengerti bagaimana
wanita bisa bahagia tinggal di rumah sepanjang hari dengan
anak-anaknya,” kata Meri mengakui. Katanya, dia sungguh sangat kagum
menemukan kenyataaan bagaimana kita bisa merasa begitu bahagia walau
dengan hal-hal sederhana yang kita hadapi di rumah. Misalnya duduk-duduk
di luar sambil meniup balon untuk putranya. Membawanya pergi berenang
di kolam, pergi ke taman, ke pantai, sambil memperhatikannya
memain-mainkan bebatuan. Hanya memperhatikan bagaimana dia menemukan
banyak hal di dunia ini.
“Setiap saat ketika kami bersama, setiap saat setiap hari menjadi
demikian luar biasa rasanya. Saya sungguh tidak percaya bagaimana
hal-hal paling sederhana sekalipun telah membuat saya sangat bahagia,”
katanya.
Temukan Petualangan
Menurut Meri, banyak ibu baru takut meninggalkan rumah atau tidak
ingin sampai terlibat percekcokan di luar. Namun menurut Meri, pergi ke
luar dan berbuat sesuatu jelas sangat membantu dirinya dalam membentuk
kerangka pemikirannya yang benar.
Pergilah berjalan-jalan, apakah ke taman, ke mal, atau mengunjungi
teman-teman. Memberikan hal-hal baru kepada mereka untuk dianalisa akan
membuat mereka aktif, dan udara segar akan membuat Anda menjadi tidak
kerasan untuk terus terkurung di rumah, katanya.
Lakukan Perubahan
Kesabaran memerlukan waktu untuk berproses, dan jika Anda merasa
kewalahan terhadap sesuatu atau terdapat kecenderungan mengecewakan
Anda, tinggalkanlah, dan lakukanlah perubahan. “Banyak sekali ibu-ibu
baru yang takut meninggalkan anak-anak mereka, walau sebentar, namun
jika Anda menginginkan kesegaran, lakukanlah,” kata Meri.
“Anda kan bisa meletakkan bayi Anda di tempat tidur bayinya, atau di
kursi rodanya, dan melangkahlah ke luar, hirup napas dalam-dalam, dan
kalau perlu teleponlah seorang teman.” Beberapa menit menghirup udara
segar akan membangun kembali antusiasme Anda, perspektif Anda dan
kesabaran Anda. Dan itu akan menjadi yang terbaik bagi bayi Anda.
Minta Bantuan.
Ketika menghadapi suatu masalah, hubungilah teman-teman, keluarga,
ibu-ibu baru lain, dan terutama suami Anda. Kalau perlu mintalah bantuan
babysitter atau anggota keluarga. Usahakanlah cara untuk bisa
mendapatkan bantuan guna memecahkan masalah Anda.
Perhatikan Diri Sendiri
“Pelajaran paling penting yang saya dapatkan ialah bahwa saya harus
menyediakan waktu untuk diri saya sendiri juga,” kata Meri. “Selama lima
bulan saya di rumah, dengan putra saya, dengan diri saya sendiri, tanpa
teman atau anggota keluarga membantu saya, dan saya menemukan jalan
buntu. Saya kemudian menyadari, kalau saya tidak bisa bahagia sebagai
seseorang, maka saya tidak akan pernah bisa bahagia sebagai seorang
ibu.”
Meri mulai merasa hidup lagi, kembali membenahi dan merawat rambut
dan kukunya. Bertemu dengan teman-teman wanitanya untuk becengkerama.
Pokoknya melakukan apa saja yang bisa membuat dia merasa juga
memperhatikan dirinya.
“Ketika putra saya lahir, dokter meletakkannya di atas perut saya,
saya memperhatikannya, dan betapa kesempurnaan terasa menggelayuti
perasaan,” kata Meri. “Dalam sekejap, saya menyadari adanya
tanggung-jawab saya untuk hidup ini. Keadaan itu benar-benar membuat
saya berubah dan merubah hidup saya.” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar