Perkawinan lebih penting bagi perempuan daripada laki-laki. Benarkah?
Inilah salah satu dari sekian banyak mitos yang dipercaya orang.
Padahal, berbagai penelitian menunjukkan bahwa lelaki yang menikah
justru lebih bahagia daripada perempuan. Mereka lebih panjang umurnya
dari yang tidak menikah. Wah, mitos semacam ini sering mengganggu dan
membuat makin banyak orang enggan menikah.
Ingatlah, memercayai mitos berarti Anda akan salah informasi. Kalau
salah informasi, Anda akan keliru mengambil keputusan. Nah, saat keliru
mengambil keputusan maka hasil yang akan didapatkan pasti salah besar!
Jadi, agar Anda tak terjebak dalam mitos-mitos seputar pernikahan, lebih
baik ketahui dulu kebenarannya.
1. Mitos: Masuk perkawinan berarti tenggelam dalam 1001 masalah.
Fakta: Jangan terlalu hanyut dalam cerita sinetron ah! Menikah
atau tidak, Anda tetap berhadapan dengan masalah (pekerjaan, keuangan,
keluarga, dan lainnya), kan? Adanya pasangan yang bisa diajak kerja
sama, justru dapat meringankan beban. Bahkan perkawinan memberi banyak
kesempatan untuk mengembangkan diri dan potensi.
2. Mitos: Untuk menikah, lelaki dan perempuan harus memiliki pemikiran dan kebiasaan hidup yang sama.
Fakta: Secara fisik, lelaki dan perempuan diciptakan sebagai
makhluk yang berbeda. Apalagi secara psikologis. Justru dengan
pernikahan diharapkan Anda dan pasangan bisa menyatukan dua perbedaan
untuk satu tujuan. Perbedaan lah yang akan membuat Anda dan dia saling
belajar memahami, bekerjasama, menghormati dan mendukung.
3. Mitos: Menikah berarti memiliki teman kencan seumur hidup.
Fakta: Benar. Tapi ini bukan satu-satunya alasan Anda untuk
menikah. Paling tidak, kini Anda tahu dengan siapa akan menghabiskan
akhir pekan atau liburan. Suami atau istri tak hanya siap menjadi teman
di setiap saat, tapi juga siap sebagai sahabat dalam suka dan duka.
4. Mitos: Perkawinan selalu menuntut romantisme.
Fakta: Kita hidup dalam dunia nyata. Bukan dalam dongeng atau
sinetron. Romantis bukan berarti Anda harus ke mana pun berdua, kan?
Atau mesra tiap saat sampai orang jengah melihatnya. Romantis bisa
diwujudkan dengan cara sederhana, seperti berbagai cerita saat pulang
kantor, berbagi sepotong burger, membantu memasak atau memilihkan kemeja
kerja tiap pagi.
5. Mitos: Perkawinan yang bahagia tidak ada konflik.
Fakta: Memang, konflik yang tak kunjung selesai akan mengikis
kebahagiaan. Namun, yang sangat bahagia pun tak lepas dari konflik. Tiap
orang punya ketakutan dan impian yang berbeda. Dan mereka punya cara
sendiri dalam menyelesaikan konflik. Yang tidak bahagia, akan saling
menyalahkan dan menyakiti. Sedangkan yang bahagia, berusaha saling
mengerti dan membantu mencari jalan keluar terbaik, tanpa saling
menyakiti.
6. Mitos: Perkawinan ibarat menuruni gunung.
Fakta: Memang, sejak mencapai puncak kebahagiaan saat bulan
madu, kebahagiaan akan terus mundur, mungkin sampai usia tua. Ada
perkawinan yang setelah ‘mundur’, pantang maju lagi. Biasanya perkawinan
seperti ini tak bertahan lama. Namun, ada penelitian yang menunjukkan
bahwa kebahagiaan perkawinan jadi makin besar dengan bertambahnya usia.
Jadi, tergantung Anda berdua, akan membiarkannya terus mundur atau
menghentikannya dan kembali bergerak maju seperti masa pacaran.
7. Mitos: Dalil perkawinan adalah 50-50 (baca: fifty-fifty)
Fakta: Nope! Dalam sebuah perkawinan kadang salah satu
pasangan perlu mengalah, 70-90 % lah. Hubungan yang bahagia terjadi
justru pada pasangan yang bersedia memberikan lebih dari 50 %. Pasalnya,
keadaan orang tidak selalu sama. Ada kalanya menderita sakit, mendapat
tugas ekstra berat, terkena PHK, sehingga keadaannya lebih ‘rentan’ dan
memerlukan bantuan pasangan.
8. Mitos: Menikah = menjadi dewasa.
Fakta: Benar. Sebuah nasihat lama mengatakan, seseorang bisa
dikatakan dewasa jika ia berani mengambil keputusan untuk menikah.
Menikah memang tak bisa langsung menjadikan Anda lebih dewasa. Namun,
tanggung jawab yang ada di pundak yang akan mengajarkan menjadi dewasa.
Menikah memang bukan keputusan yang mudah, karena perkawinan yang sukses
membutuhkan kerja keras antara kedua belah pihak secara terus-menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar