Pengucapan kata-kata penuh mesra, adalah bagian dari ekspresi cinta
kasih seseorang kepada kekasih hatinya, terutama pada saat perasaan
cinta sedang menggebu-gebu bersemi di hati.
Sebagai bentuk ekspresi dan apresiasi cinta, terkadang pernyataan itu
disampaikan dalam dua bentuk kalimat dengan esensi yang hampir sama,
seperti dua bentuk pernyataan dibawah ini :
Kalimat pertama mengatakan : “Aku mencintai kamu karena aku membutuhkanmu…”
Sedangkan bentuk kalimat yang kedua mengungkapkan : “Aku
membutuhkanmu karena aku cinta padamu…” Sepertinya ada kemiripan dalam
mengungkapkan kedua kalimat tersebut. Akan tetapi, apabila diperhatikan
secara cermat, kedua kalimat tersebut mempunyai perbedaan mendasar,
terutama pada sisi pengertian atau makna yang terkandung di dalamnya.
Perbedaan terletak pada apakah ada nilai ketulusan dari orang yang
mengucapkannya. Dalam menjalani hubungan berpacaran dengan orang yang
kita cintai, memang sudah selayaknya kita melakukannya dengan penuh
ketulusan. Tidaklah baik kiranya apabila dalam menjalani masa
berpacaran, salah satu pihak selalu memperhitungkan atau
mempertimbangkan atau menimbang-nimbang segala sesuatunya.
Ketika ada indikasi sikap tersebut tetap dipertahankan, maka sikap
tersebut pada suatu waktu nanti akan dapat menjadi kerikil tajam sumber
perpecahan atau pertengkaran, yang akhirnya bisa menjadi penyebab
putusnya hubungan cinta kasih dengan pacar. Ketulusan itu tidak
menuntut…
Ketulusan itu, tidak mengharapkan adanya sikap balas budi… karena
dalam perbuatan tulus, ada pengorbanan… Oleh karena perbuatan sebuah
tindakan yang didasarkan pada ketulusan hati, seseorang akan dapat
memberikan kebahagiaan kepada orang lain karena perbuatan yang
dilandasi ketulusan tersebut, telah membuka pintu harapan (bahkan
mungkin pula pintu kehidupan) kepada orang lain yang menerima perbuatan
tulus tersebut.
Terkait dengan sebuah hubungan cinta kasih, Pada saat kita telah
menerima atau telah menyatakan pernyataan cinta kepada seseorang yang
kita kasihi, itu sama artinya kita telah siap untuk membagi hati serta
sebagian waktu kita dalam mengisi hari-hari kita bersama pacar.
Adanya penerimaan diri untuk membuka hati dalam menerima atau
menyatakan rasa cinta kepada seseorang, seharusnya diikuti pula oleh
adanya keterbukaan pola pikiran kita, karena sikap open minded kita,
kelak akan sangat mempengaruhi serta menentukan pada cara pandang atau
pada cara kita memandang kepribadian maupun kehidupan pacar dari kita.
Kenapa begitu? Karena salah satu hakekat mengasihi orang lain dengan
penuh ketulusan itu, adalah mencerna terlebih dahulu baru berpendapat
atau bertindak.
Berbuatlah karena hati kita yakin bahwa perbuatan kita itu adalah
sebuah perbuatan benar. Janganlah kita membangun opini pribadi yang
ingin menghadirkan suatu pola pandangan sebagai sebuah pembenaran.
Ini merupakan suatu keadaan atau pemikiran ideal apabila kita memang benar-benar tulus mencintai serta menyayangi pacar kita.
Cara menentukan sikap yang didasarkan pada cara memandang kepribadian
serta kehidupan pacar kita, akan turut menentukan atau mempengaruhi
penilaian kita terhadap pacar kita, yang kelak dapat berujung pada
hadirnya sikap tulus untuk mau menerima keberadaan dan kondisi pacar,
atau bahkan pada saat kita akan mengapresiasikan rasa sayang kita pada
pacar kita.
Hal itu perlu kita lakukan agar kita tidak melihat kekurangan yang
ada pada pacar kita sebagai sesuatu yang bisa merusak hubungan cinta
kasih dengan pacar, namun menghadirkan sikap diri untuk mau membantu
memperbaiki atau menutupi kekurangannya itu.
Sikap ini merupakan tanda penerimaan kita, untuk mau mengenal serta
perduli atas apa yang ada dalam diri kekasih hati kita, sehingga apabila
pada suatu waktu kita menerima informasi yang kurang menyenangkan
tentang pacar kita, itu tidak akan membuat kita langsung terpengaruh
atau terbakar emosi.
Sisi kekurangan dalam diri seseorang, adalah sisi rentan yang dapat
dijadikan alasan bagi seseorang untuk berubah sikap setia (melakukan
perselingkuhan) atau memutuskan hubungan pacaran dengan kekasih hatinya.
Apabila dalam menjalin hubungan kasih dengan kekasih hatinya tidak
ada kesungguhan hati dari dalam diri seseorang untuk tulus mencintai
serta dengan sepenuh hati menyayangi kekasih hatinya itu, maka besar
kemungkinan, orang tersebut sulit untuk dapat menjaga kesetiaannya
kepada sang pacar.
Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kita tidak boleh bersikap
egois. Kita tidak boleh banyak menuntut, memaksakan diri kita dan
menganggap diri kita adalah yang terbaik atau sebagai pribadi yang tidak
memiliki kesalahan.
Kita seharusnya sadar, bahwa kita juga bukanlah individu yang
sempurna. Jadi, ketika ingin membuat sebuah keputusan untuk memutuskan
hubungan tali kasih dengan pacar, selama kesalahan atau kekurangan
dalam diri pacar memang benar-benar tidak dapat diperbaiki, maka
sebaiknya kita tidak menyederhanakan sebuah masalah dengan memvonis
hubungan kasih dengan kekasih hati kita itu dengan kata putus…
Kelanjutan kisah percintaan pada sepasangan anak manusia yang sedang
berpacaran, dapat menghadapi suatu kendala pada saat salah satu dari
pasangan tersebut masih mempertahankan sikap ego diri, terutama ketika
sikap ego tersebut ditunjukkan secara berlebih-lebihan.
Egoisme sikap, pada dasarnya dapat menghalangi tumbuhnya sikap tulus
di dalam diri seseorang karena sikap egois membuat seseorang cenderung
hanya memperhatikan atau mementingkan kepentingan diri sendirinya, dan
seakan-akan lupa untuk berbuat baik kepada orang lain.
Adanya egoisme, dapat membuat seseorang menjadi selalu
memperhitungkan setiap perbuatan yang dilakukannya kepada orang lain.
Hal tersebut justru membuat kita sulit untuk berbuat tulus pada orang
lain.
Untuk apa kita mempertahankan sikap egoisme kita, kalau sikap egois
tersebut justru membuat kita menghadapi dilema dalam membina hubungan
harmonis dengan pacar karena pacar kita telah kecewa terhadap sikap kita
itu? Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Untuk apa kita lebih mementingkan diri (tidak memiliki respon baik
pada lingkungan sekitar) kita sendiri, kalau sikap egois tersebut justru
membuat pacar menjadi tidak senang sama kita? Hubungan dengan pacar
dapat merenggang, bahkan bisa membuat putus hubungan pacaran.
Apabila kita memang sudah memutuskan untuk bersedia berbagi kasih
dengan orang lain, maka kita juga harus bisa menyatakan sikap tulus kita
pada pasangan kita (dalam arti positif, tentunya). Cinta memang indah
seperti yang pernah kita dengar, seperti yang kita lihat, seperti yang
tertuliskan, dan seperti yang dibicarakan setiap orang.
Oleh karena itu, cinta yang tumbuh dan bersemi dalam hati, patut
untuk diperjuangkan, dengan mempertaruhkan segala yang ada, termasuk
dengan menempatkan ketulusan hati nurani pada saat menjalankannya.
Dengan bersikap tulus, berarti kita telah memberi makna indah akan
adanya sikap menghargai orang lain, serta menghargai hubungan yang telah
kita bangun dengan kekasih hati kita. Ketulusan sikap, bukan hanya
membuat orang lain senang, namun juga bisa membahagiakan diri
sendiri.Oleh karena itu, lakukanlah segala sesuatu yang bisa mendorong
kita untuk dapat mencintai orang lain dengan tulus.
Bersikap tulus memang seharusnya dijadikan budaya dalam kehidupan
setiap orang karena dengan bersikap tulus, itu sama artinya telah
menyatakan perbuatan kasih kepada orang lain. … hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Selamat
berbagi kasih di dalam ketulusan (dalam arti positif tapinya yaaa…)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar