Jakarta - Guna mengurangi kemacetan yang semakin parah
di Jakarta, wacana mengurangi kendaraan pribadi untuk beralih ke
angkutan umum semakin mengemuka. Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Dewan
Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) memiliki beberapa saran agar warga
semakin gemar memakai angkutan umum. Apa saja?
"Satu, parkirnya
harus mahal. Kedua, masyarakat kena ganjil-genap. Ketiga, bensin akan
mahal sehingga kemudian angkutan umum akan mendapatkan pangsa pasar,"
ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Udar Pristono ditemui setelah
acara "Ayo Naik Bus" yang diselenggarakan Dewan Transportasi Kota
Jakarta (DTKJ) di acara 'Car Free Day' di Jl Jenderal Sudirman, Jakarta
Pusat, Minggu (13/1/2013).
Acara "Ayo Naik Bus" ini digelar di
panggung sederhana berukuran 4x4 meter di tengah-tengah arena 'Car Free
Day. Selain Kadis Perhubungan DKI, Dirjen Perhubungan Darat Soeroyo
Alimoeso dan Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan, ada dari perwakilan
Institute of Transportation and Development Policy (ITDP).
Menurut
Pris, demikian Udar Pristono akrab disapa, dengan penghapusan premium
di Jakarta akan membawa pengaruh. Biaya perjalanan menjadi mahal dan
masyarakat mau menggunakan transportasi umum.
Terkait waktu
pelaksanaan, saat ini belum ada kepastian,"Ini bukan wewenang saya, yang
penting Pemprov menstimulir angkutan umum untuk maju,"jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan mendukung langkah ini. Bensin premium harus dihapus.
"Kembalikan
BBM ke harga pokok, mau nggak mau. Kita sudah kirim surat ke Presiden
untuk cabut subsidi BBM. Sudah dari 2011," ujarnya.
Lantas salah satu warga DKI bernama Usman, bertanya mengenai angkutan yang sudah tak layak lagi.
"Terkait Kopaja yang tidak layak, bagaimana ini?" tanya Usman, yang lantas mendapatkan kaos karena bertanya ini.
Azas
Tigor lantas menjawab dirinya mendukung pembatasan usia kendaraan,
meski implementasinya tak mudah. "Memang masih dalam proses raperda
perhubungan saat ini. Pusatnya dari pemerintah nasional. Kendaraan yang
sudah tua digeser aja," jelas dia.
Sementara Dirjen Perhubungan Darat Soeroyo Alimoeso mengatakan layak atau tidaknya kendaraan diuji 6 bulan sekali.
"Jadi
ada aturannya, harus dilihat dari 6 bulan sekali dicek. Juga harus ada
business plan-nya. Metromini juga harus introspeksi diri. Memberikan
izin harus hati-hati, juga parking area Jakarta harus ditambah banyak,
parkir kemudian naik busway," jelas Soeroyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar